• Sab. Feb 22nd, 2025

PEMBELAJARAN KREATIF BAGI PESERTA DIDIK INKLUSI DI SEKOLAH DASAR

Byposmelayu

Jun 5, 2023
Spread the love

POSMELAYU.COM, PEKANBARU – Berbicara mengenai pendidikan inklusi, pendidikan inklusi adalah suatu pendidikan yang memberikan layanan dan kesempatan kepada anak yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial. Adapun jenis anak yang memiliki kelainan seperti, tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna, tuna grahita, tuna laras, anak berkesulitan belajar dan anak berbakat sekalipun. Pendidikan inklusi dimaknai sebagai satu sistem pendidikan yang dimaksudkan untuk mewujudkan konsep “Pendidikan Untuk Semua”. Berdasarkan Permendiknas Nomor 70 tahun 2009, Pendidikan Inklusi diartikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Adapun kendala yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah dasar, diantaranya:
Sarana-prasarana yang belum memadai.
Pemahaman guru yang minim mengenai kurikulum terdeferensiasi bagi peserta didik ABK, Serta pengetahuan guru yang minim terkait perlakuan kepada peserta didik ABK.

Pembelajaran kreatif dengan mengedepankan prinsip pendidikan inklusi dapat diintegrasikan dengan ragam media pembelajaran (Harris dkk., 2004). Sehingga, menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua. Perihal ini dikarenakan peserta ABK di jenjang sekolah dasar lebih banyak ditemukan dalam kondisi psikis yang berbeda. Pembelajaran bagi peserta didik ABK khususnya di jenjang Sekolah Dasar tidak hanya berfokus pada keterampilan motorik tetapi juga untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial. Demikian, pembelajaran harus disusun secara khusus melalui penggalian kemampuan peserta didik yang didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu; afektif, fisik, akademik. Sehingga ada strategi pembelajaran kreatif yang bisa digunakan untuk ABK dengan gangguan pendengaran (Tuna rungu), yaitu; strategi deduktif, induktif, heuristik, ekspositori, klasikal, maupun kooperatif. Namun, strategi pembelajaran yang bisa digunakan bagi ABK down syndrome dimaksudkan untuk merubah perilaku peserta didik yang awalnya tidak mengerti sehingga mengerti pembelajaran.

Keberadaan guru pendamping khusus (GPK) dapat memberikan pola gambar yang nantinya dihubungan oleh peserta didik. Dalam kerangka pendidikan inklusi, kreativitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat tergantung dengan keberadaan ABK di kelas. Adapun strategi pembelajaran yang bisa di aplikasikan bagi peserta didik ABK di jenjang Sekolah Dasar dengan remedial teaching, strategi deduktif, induktif, heuristik, ekspositori, klasikal, kooperatif, hingga perubahan perilaku. Guru diharapkan mampu mengoptimalkan prinsip pendidikan inklusi dengan kemampuan dalam mengelola kelas. Dalam menunjang kebutuhan tersebut, maka guru disarankan untuk mengeksplorasi media belajar yang ramah bagi peserta didik berkebutuhan khusus, seperti puzzle. Demikian, pembelajaran yang tercipta mampu meningkatkan partisipasi antar peserta didik. Berikut contoh media belajar yang ramah bagi peserta didik berkebutuhan khusus:

Gambar 1 Puzzle untuk Anak Autisme
Penggunaan media pembelajaran puzzle ditujukan untuk melatih logika peserta didik. Contoh penggunaan puzzle lantai dengan gambar binatang seperti burung melatih peserta didik menyimpulkan dimana letak organ tubuh binatang tersebut. Tentunya pengetahuan ini didasari dengan logika yang tepat yakni bentuk burung seutuhnya. satu perihal terutama buat ditumbuhkembangkan dalam diri anak merupakan keahlian kognitif (Mais, 2016). Dalam pengenalan dini, permainan puzzle, bagi peserta didik sebagai upaya buat memasang/menyusun puzzle tersebut tanpa terdapat petunjuk. Lewat contoh serta arahan, mereka telah bisa meningkatkan aspek kognitif dengan melaksanakan game tersebut cocok dengan wujud, warna, serta tata posisinya. Disaat bermain, peserta didik diharapkan mampu memahami dimensi, warna, dan wujud yang berbeda pada tiap bagian dari objek puzzle tersebut. Anak hendak terus belajar buat meletakkan bagian-bagiannya secara harmonis serta bersama-sama, yang pasti secara alamiah hendak mengasah keahlian kognitif mereka. Pemanfaatan media pembelajaran yang ramah bagi peserta didik ABK ialah bukti bagaimana guru sangat memahami prinsip strategi pembelajaran yang kreatif. Strategi pembelajaran yang tepat tidak hanya untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Tetapi juga sigap terhadap kondisi di kelas.

Beberapa dari kita tahu betapa pentingnya Pendidikan inklusif di kalangan masyarakat dan lingkungan, selain itu Pendidikan inklusif juga membawa dampak positif dari kalangan peserta didik, Juga mengembangkan tingkat kreatifitas anak dan mamacu daya otak anak supaya lebih sering berinovasi untuk melakukan hal-hal baru. ABK bersekolah di sekolah khusus seperti Sekolah Luar Biasa. Pendidikan khusus menerapkan model pembelajaran “Segresi”, yaitu yang menempatkan anak berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah khusus/ Sekolah Luar Biasa (SLB), terpisah dari teman sebayanya. Pembelajaran bagi peserta didik anak berkebutuhan khusus, di jenjang Sekolah Dasar tidak hanya berfokus pada keterampilan motorik saja. Tetapi juga untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial. Strategi pembelajaran kreatif yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan pemanfaatan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media, metode, evaluasi, hingga lingkungan belajar peserta didik. (*).

Penulis : Adelia Rizky, Dewi Aprilia, Emilia Putri, Erleni Mustika Sari, Tasya Anggraini .
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Inklusi : Dea Mustika, S.Pd., M.Pd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *